Jelajah gunung merupakan salah satu kegiatan alam bebas yang dewasa ini mulai banyak peminatnya. Tidak hanya dikalangan para pecinta alam, tetapi banyak juga dari kalangan umum.
Jelajah gunung sama halnya dengan mendaki gunung yang dapat didefinisikan sebagai kegiatan berpindah dari titik ketinggian tertentu yang lebih rendah menuju titik ketinggian tertentu yang lebih tinggi atau sebaliknya. Meskipun begitu kegiatan ini sangat menuntut si penjelajah mempunyai kondisi tubuh yang selalu fit selama melakukan kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan perjalanan menuju titik ketinggian tertentu yang kita inginkan membutuhkan waktu yang relatif lama, bahkan bisa mencapai belasan jam. Apalagi jika cuaca sedang tidak mendukung, waktu bisa molor lebih lama lagi. Belum lagi jika kondisi jalan yang dilalui sangat tidak mendukung, tentu saja akan memakan waktu lebih banyak lagi dan membutuhkan enrgi yang lebih besar dari pada kondisi normal.
Hal lain yang tidak dapat diabaikan adalah kadar oksigen dalam udara. Semakin tinggi suatu tempat, semakin tipis pula gas oksigen yang terkandung dalam udara. Menipisnya kadar oksigen dalam udara memnyebabkan nafas kita semakin pendek dan kita mudah mengalami kelelahan, sehingga untuk mencapai titik ketinggian yang kita inginkan memerlukan waktu yang lebih lama.
Faktor psikologis si penjelajah juga tidak dapat kita abaikan begitu saja saat kita melakukan kegiatan ini. Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi kondisi tubuh si penjelajah. Banyaknya pikiran-pikiran yang tidak-tidak dapat mengganggu kelancaran dalam melakukan jelajah gunung, bahkan dapat menggagalkannya karena pikiran kita yang negatif. Oleh sebab itu sebaiknya selama kita melakukan jelajah gunung sebaiknya kita tanamkan pikiran-pikiran positif yang dapat memberikan semangat kepada kita untuk mencapai tujuan kita.
Faktor lainnya yang mempunyai andil besar dalam kesuksesan jelajah gunung yang sering diabaikan adalah Bekang (Perbekalan dan Angkutan). Sebelum melakukan jelajah gunung kita harus menghitung secara pasti perbekalan yang kita bawa cukup untuk beberapa hari sesuai denga kebutuhan. Dan jangan lupa selalu membawa survival kit elama melakukan kegiatan di alam bebas. Sedangkan yang dimaksud dengan ”Angkutan” disini adalah kita sebelum melakukan kegiatan ini harus memikirkan sarpras pengangkut pasien atau orang-orang yang tidak kuat meneruskan perjalanan, sedangkan untuk kembali lagi dia sudah tidak kuat. Jika sarpras pengangkut tidak memenuhi standar atau bahkan tidak ada kita sendiri yang harus mengangkut pasien tersebut, oleh karena itu kita membutuhkan alat pengangkut atau dragbar. Khusus dalam hal bekang banyak orang yang sering mengabaikan perlengkapan-perlengkapan ini. Untuk itu sebaiknya kita simak moto dari Yonbekang (Batalyon Perbekalan dan Angkutan) berikut ini : ”Perbekalan Dan Angkutan Memang Tidak Bisa Memenangkan Pertempuran, Tetapi Tanpa Perbakalan Dan Angkutan Pertempuran Tidak Bisa Dimenangkan.”
Demikian artikel ini saya tulis, jika terdapat kata-kata yang salah saya mohon maaf.
By GP
0 komentar:
Posting Komentar