Suara takbir bergema berkumandang.... membahana di seluruh dunia. Yah...... hari ini adalah "Hari Kemenangan" seluruh Umat Islam. Dalam 30 hari penuh mereka telah menjalankan puasa Ramadhan dan kini tibalah saat yang dinanti-nanti itu datang juga.
Namun tanpa kita sadari saat kita tertawa penuh kebahagiaan, tersungging senyum kepahitan dari beberapa saudara kita. Mereka yang kerap kali dihantui ketakutan saat lebaran tiba. Saat mereka harus menjawab berbagai pertanyaan. Dimulai dari teras rumah mereka
"Kapan saya dihias?? ini khan mau lebaran...!!!" Lalu menuju ruang tamu
"Kamu sediakan apa nantinya kalo ada tamu datang kesini....???" Menuju ke dapur
"Cukupkah persediaan berasmu sampai esok??"
Betapa hati tak menjerit saat mereka bertanya, ditambah lagi dengan seisi keluarga yang menuntut "baju Baru' untuk dapat bergabung dengan teman-teman atau agar tak malu dengan saudara yang lain.
Sesuatu yang biasa terjadi kan....????
Teganya kalian mengiyakan saja pertanyaan itu tadi. Senadainya itu benar-banar terjadi bukankah akan menjadikan bahwa kita menyambut "Hari Kemenangan" dengan suasana "keterpaksaan" dimatanya. Lalu dimana letak kedermawanan kita.....??? Tentunya kita masih bisa membuka kembali warisan dari Rasullullah SAW, tentang pelajaran agar saling rukun dengan orang tetangga atau orang disekitar kita. seperti diriwayatkan Ath-Thabrani.
"Hak tetangga ialah bila dia sakit kamu kunjungi dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang kamu pinjami dan bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran) kamu tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh kebaikan kamu mengucapkan selamat kepadanya dan bila dia mengalami musibah kamu datangi untuk menyampaikan rasa duka. Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutup kelancaran angin baginya dan jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk masakan kecuali kamu menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya. (HR. Ath-Thabrani)"
Seperti itulah Islam mengatur sendi-sendi kehidupan kita, dari mulai urusan yang sangat sederhana sampai urusan yang manyangkut umat sedunia. Sehingga sampai detik ini aku sangat bingung dengan adanya perang saudara. Apalagi perebutan tahta (kekuasaan) oleh pemimpin-pemimpin kita. Rapuhkah iman meraka....?? atau mereka lupa akan pegangan yang ditinggalkan Rasullullah S.A.W. ...??? "Al-Qur'an & Al-Hadist". Semoga di hari yang penuh Rahmat serta ampunan ini mereka dibukakan puntu hatinya agar dapat menjadi pemimpin yang dapat menjadi contoh dan panutan untuk rakyat disekitarnya.
Oleh karena itu berbahagialah kamu apabila sampai saat ini kamu masih diberi kesempatan untuk "berlebaran" di tahun ini.... sehingga kamu masih bisa berma'af-ma'afan dengan kerabat dan taman-teman.
Dan tak lupa Keluarga besar GARUDA PALA mengucapkan
Minal aidin wal faizin
" Mohon Ma'af Lahir Bathin"
(KapanLagi.com)
Namun tanpa kita sadari saat kita tertawa penuh kebahagiaan, tersungging senyum kepahitan dari beberapa saudara kita. Mereka yang kerap kali dihantui ketakutan saat lebaran tiba. Saat mereka harus menjawab berbagai pertanyaan. Dimulai dari teras rumah mereka
"Kapan saya dihias?? ini khan mau lebaran...!!!" Lalu menuju ruang tamu
"Kamu sediakan apa nantinya kalo ada tamu datang kesini....???" Menuju ke dapur
"Cukupkah persediaan berasmu sampai esok??"
Betapa hati tak menjerit saat mereka bertanya, ditambah lagi dengan seisi keluarga yang menuntut "baju Baru' untuk dapat bergabung dengan teman-teman atau agar tak malu dengan saudara yang lain.
Sesuatu yang biasa terjadi kan....????
Teganya kalian mengiyakan saja pertanyaan itu tadi. Senadainya itu benar-banar terjadi bukankah akan menjadikan bahwa kita menyambut "Hari Kemenangan" dengan suasana "keterpaksaan" dimatanya. Lalu dimana letak kedermawanan kita.....??? Tentunya kita masih bisa membuka kembali warisan dari Rasullullah SAW, tentang pelajaran agar saling rukun dengan orang tetangga atau orang disekitar kita. seperti diriwayatkan Ath-Thabrani.
"Hak tetangga ialah bila dia sakit kamu kunjungi dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang kamu pinjami dan bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran) kamu tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh kebaikan kamu mengucapkan selamat kepadanya dan bila dia mengalami musibah kamu datangi untuk menyampaikan rasa duka. Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutup kelancaran angin baginya dan jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk masakan kecuali kamu menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya. (HR. Ath-Thabrani)"
Seperti itulah Islam mengatur sendi-sendi kehidupan kita, dari mulai urusan yang sangat sederhana sampai urusan yang manyangkut umat sedunia. Sehingga sampai detik ini aku sangat bingung dengan adanya perang saudara. Apalagi perebutan tahta (kekuasaan) oleh pemimpin-pemimpin kita. Rapuhkah iman meraka....?? atau mereka lupa akan pegangan yang ditinggalkan Rasullullah S.A.W. ...??? "Al-Qur'an & Al-Hadist". Semoga di hari yang penuh Rahmat serta ampunan ini mereka dibukakan puntu hatinya agar dapat menjadi pemimpin yang dapat menjadi contoh dan panutan untuk rakyat disekitarnya.
Oleh karena itu berbahagialah kamu apabila sampai saat ini kamu masih diberi kesempatan untuk "berlebaran" di tahun ini.... sehingga kamu masih bisa berma'af-ma'afan dengan kerabat dan taman-teman.
Dan tak lupa Keluarga besar GARUDA PALA mengucapkan
Minal aidin wal faizin
" Mohon Ma'af Lahir Bathin"
(KapanLagi.com)
0 komentar:
Posting Komentar