Google
 

Sabtu, 16 Februari 2008

KEPECINTA ALAMAN

Tidak ada kepastian kapan sebenarnya pemahaman Cinta Alam itu dimulai, tapi yang pasti bahwa rumor akan kerusakan alam yang diakibatkan eksploitasi sumber daya alam dunia sudah didengungkan jauh sebelum adanya protocol Kyoto yang membahas mengenai pemanasan global.

Konsep dasar pemikiran Kepecinta alaman memang muncul dari sanubari pecinta alam yang tidak terpengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan politik. Pemahaman akan pentingnya alam bagi kehidupan muncul akibat pemahaman kita tentang eksistensi manusia terhadap alam yang telah memberikan manusia sebuah kehidupan. Lalu mengapa kita tidak memberikan mereka kehidupan? Sementara kenyataan bahwa manusia adalah bagian dari alam itu sendiri sangat tidak bisa dipungkiri.



Aksi generasi pecinta alam

Pemahaman kepecinta alaman yang terus menerus didengungkan terutama setelah banyak orang yang tertarik akan kegiatan alam bebas, semakin menguat. Memang bisa kita katakan, pioneer atau pemrakarsa kampanye pecinta alam dimulai dari komunitas pecinta kegiatan alam bebas. Mereka lah yang mengumandangkan aksi cinta alam, karena mereka tidak ingin tempat – tempat yang telah mereka kunjungi, dengan segala keindahan dan keseimbangan alamnya akan hilang terlindas oleh roda jaman yang penuh dengan pergulatan kepentingan individu ataupun kelompok.

Dan ketika aksi mereka hanya menjadi sebuah gelitik kuping para kaum perusak alam dan ketika alam sudah menunjukkan ketidak seimbangannya, barulah kita semua sadar. Alam sekitar kita sudah (mulai) rusak.

Tapi yang lebih mengherankan adalah semakin kuat aksi kampanye menyuarakan teriakan alam, maka semakin kuat pula keinginan para perusak alam untuk menguasai dan menghancurkan alam. Dan akhirnya teriakan mereka tetap menjadi sebuah gelitik kuping para politisi, ekonom dan para pakar dunia lainnya. Yang sepertinya cukup sedikit saja menggoyangkan kepala maka gelitik itu akan hilang.

Aksi – aksi heroism para pecinta lingkungan terus berlanjut. Pada tahun 1971 terbentuklah suatu organisasi lingkungan internasional, GREENPEACE. Walaupun sebenarnya organisasi pandu sedunia PRAMUKA (Boyscout) telah lahir dan juga menyuarakan pelestarian lingkungan, tapi Greenpeace mempunyai misi yang lebih khusus kea rah penyelamatn lingkungan.

Greenpeace adalah organisasi independen yang berkampanye menggunakan konfrontasi kreatif anti kekerasan untuk mengungkap permasalahan lingkungan global, dan untuk memaksa solusi bagi sebuah masa depan yang damai dan hijau. Target Greenpeace adalah untuk memastikan kemampuan bumi untuk kelangsungan hidup bagi semua keanekaragamannya.

Tapi itu semua tetap tidak merubah keadaan. Penebangan hutan masih berlanjut, pemburuan ikan paus massal masih terjadi, pembuangan limbah nuklir masih tetap dilakukan, penggunaan bahan – bahan kimia berbahaya masih tetap dipraktekkan dan sebagainya.

Organisasi pecinta alam dan pemerhati lingkungan

Tidak sampai di situ saja, diilhami Greenpeace, muncul pula organisasi – organisasi pecinta alam di dunia termasuk di Indonesia yang menjalar sampai ke sekolah – sekolah.

Di Indonesia sendiri dilhami oleh Wanadri di Bandung dan terus menjalar ke daerah – daerah. Pada era tersebut sampai tahun 1998, aksi pecinta alam terus bisa kita lihat dimana- mana. Entah mengapa saat ini, euphoria itu menguap entah kemana. Hanya sedikit anak – anak muda jama sekarang yang tertarik untuk terlibat langsung dalam kegiatan penyelamatan lingkungan. Pada saat ini mungkin hanya WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) yang masih intens memperjuangkan hak – hak azasi sang alam untuk tetap hidup di antara kita, manusia.

Permasalahan lingkungan saling terkait dan telah berdampak besar terhadap kehidupan masnusia dalam bentuk pemiskinan, ketidakadilan dan menurunnya kualitas hidup manusia. Sebagai solusi, penyelamatan lingkungan hidup harus menjadi sebuah gerakan publik.

Sebagai organisasi publik, WALHI terus berupaya:

* Menjadi organisasi yang populis, inklusif dan bersahabat.
* Menjadi organisasi yang bertanggung gugat dan transparan.
* Mengelola pengetahuan yang dikumpulkannya untuk mendukung upaya penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan anggota dan jaringannya maupun publik.
* Menjadi sumberdaya ide, kreatifitas dan kaderisasi kepemimpinan dalam penyelamatan lingkungan hidup.
* Menggalang dukungan nyata dari berbagai elemen masyarakat.
* Menajamkan fokus dan prioritas dalam mengelola Kampanye dan advokasi untuk berbagai isu:
1. Air, pangan dan keberlanjutan
2. Hutan dan Perkebunan
3. Energi dan Tambang
4. Pesisir dan Laut
5. Isu-isu Perkotaan

Entah mengapa, mencintai alam menjadi sedemikian sulitnya dilakukan oleh manusia modern. Padahal apabila kita tarik ke belakang, sebagai contoh adalah umat Hindu. Umat Hindu selalu berpegang teguh pada prinsip TAT TWAM ASI yang berarti aku adalah kamu, kamu adalah aku. Sebuah konsep dasar penghargaan terhadap sesama mahkluk hidup. Tapi kenyataannya masyarakat Hindu saat ini, terutama di Bali, tetap saja kalah akan kepentingan ekonomi yang ditawarkan sesaat. Karena pada gilirannya, setelah alam mulai tidak bersahabat, baru mereka sadar bahwa mereka sudah mengangkangi konsep alam yang paling dasar dalam agama Hindu. Tidak salah kalau banyak kaum muda Hindu terus meneriakkan AJEG BALI untuk menyelamatkan konsep TAT TWAM ASI tersebut.

Mencintai alam


Mencintai alam sebenarnya dapat dimulai dari kita sendiri. Kenapa kita bisa begitu takut untuk mebuang sampah sembarangan di rumah kita sendir sementara di jalan kita membuang sampah sembarangan? Kenapa kita begitu semangatnya mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk menyewa konsultan penata taman di rumah kita sementara kita menggunduli hutan kita?

Kalau semua orang berpikir ke belakang seperti itu, sebenarnya kita sudah menjadi seorang pecinta alam. Tinggal sekarang bagaimana implementasi kita.

STOP! membuang sampah sembarangan

STOP! menebangi hutan

STOP! mencemari udara


Kita memang hidup tidak lama lagi, tapi sebelum kita berakhir kita sudah melahirkan keturunan kita. Apa yang akan mereka makan kalau semua tanah tidak dapat ditanami akibat terkontaminasi sampah kimia dan plastik? Apa yang akan mereka minum kalau sudah tidak ada lagi hutan sebagai penyerap air tanah. Udara apa yang harus mereka hirup untuk bernafas kalau udara di bumi ini sudah tercemar asap polusi pabrik, polusi nuklir dan sebagainya.

Marilah kita cintai alam ini seperti kita mencintai diri kita sendiri dan orang – orang yang kita cintai. Karena kita dan mereka adalah bagian dari alam itu sendiri.

Kita bagian dari alam yang akan selalu bergantung pada alam termasuk alam itu sendiri yang tetap bergantung pada kita. Karena tidak ada alam semesta ini tanpa kita dan begitu pula sebaliknya tidak akan ada manusia tanpa alam semesta.

0 komentar: